Selasa, 15 April 2014

SATUAN LAYANAN (RPL) BK

SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
o   Topik Permasalahan

Masalah pribadi (siswa sulit mengendalikan emosi)
o   Bidang Bimbingan

Pribadi
o   Jenis Layanan

Layanan informasi
o   Fungsi Layanan

- Pemahaman
- Pencegahan
- Pengembangan
o   Standar Kompetensi

Mengenal cara-cara mengekspresikan perasaan secara wajar.
o   Kompetensi Dasar

Mampu mengembangkan sikap yang bisa memahami emosi atau perasaan diri.
o   Tujuan Layanan

- Siswa mampu menahan emosi
- Siswa mampu memahami cara-cara mengendalikan atau meredam emosi
o   Sasaran Layanan

Siswa kelas VII A
Metode/Teknik/Uraian Kegiatan

o   Metode

Bimbingan klasikal

o   Teknik

- Latihan/permainan
- Diskusi

o   Uraian Kegiatan




o   Tahap Pembentukan
(5 menit)

1) Guru pembimbing menciptakan suasana interaksi yang kondusif.
2) Guru pembimbing bersama siswa (konseli) mengembangkan komitmen agar proses bimbingan dapat terselenggara dengan baik.
3) Guru pembimbing menjelaskan secara singkat tentang tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan bimbingan.
4) Guru pembimbing memberikan kesempatan kepada konseli untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas.


o   Tahap Peralihan
(5 menit)

1) Guru pembimbing mencairkan suasana dan memantapkan kesiapan siswa (konseli) dan guru pembimbing.
2) Siswa (konseli) mempersiapkan diri untuk mengikuti kegiatan bimbingan.
3) Guru pembimbing memberi isyarat bahwa akan segera mulai dengan kegiatan ini.


o   Tahap Kegiatan
(25 menit)




1) Eksperientasi
(10 menit)

1) Guru pembimbing meminta salah satu siswa (sukarelawan) untuk menceritakan mengapa siswa mudah emosi dan apa penyebabnya.
2) Guru pembimbing meminta siswa lain untuk memperhatikan penyampaian siswa yang menjadi sukarelawan, sambil memikirkan penyebab mudahnya emosi atau amarah memuncak.
3) Guru pembimbing dan siswa bersama-sama menyimpulkan sebab-sebab memuncaknya emosi.
4) Guru pembimbing dan siswa memikirkan cara-cara menghindarkan diri agar tidak mudah emosi.
5) Setelah selesai, guru pembimbing menampilkan cinematherapy tentang cara-cara menghindarkan diri dari emosi.


2) Identifikasi

Guru pembimbing berdiskusi dengan siswa tentang hal-hal yang dilaksanakan pada kegiatan sebelumnya (mengidentifikasi apa yang telah dilaksanakan dan apa yang dirasakan).
1) Apa yang kalian rasakan saat berdiskusi?
2) Apa yang akan kalian lakukan agar mudah mengendalikan emosi?


3) Analisis

Guru pembimbing menganalisis tentang kegiatan yang telah dilaksanakan.
1) Apakah hasil dari kegiatan tersebut dapat membuat kalian paham tentang bagaimana mengendalikan emosi?
2) Apa makna pengalaman dari kegiatan ini?


4) Generalisasi

Guru pembimbing dan siswa (konseli) menyimpulkan hasil kegiatan yang telah diikuti dan membuat kesimpulan tentang langkah yang akan diambil siswa, yakni:
1) Bagaimana cara mengendalikan atau meredam emosi?
2) Langkah apa yang akan ditempuh agar tidak mudah emosi?
3) Siswa membuat komitmen untuk melakukan hal-hal yang dapat mencegah munculnya emosi.


o   Tahap Pengakhiran
(10 menit)

- Refleksi
- Evaluasi
o   Materi Layanan

Mengendalikan emosi
o   Penyelenggara Layanan

Guru Bimbingan dan Konseling (konselor)
o   Pihak-pihak yang dilibatkan

- Guru penjaskes
- Orang tua
o   Media

Cinematherapy
o   Penilaian/Evaluasi

- Penilaian segera (Laiseg): Keterlibatan konseli di dalam kegiatan bimbingan.
- Penilaian jangka panjang (Laijapang): Perkembangan kesehatan siswa.
o   Tindak Lanjut

- Bimbingan kelompok
- Konseling kelompok
- Konseling individual


Teori-teori konseling


TEORI-TEORI KONSELING, FUNGSI & MAKNA TEORI, FUNGSI TEORI
1. Meringkas & menjeneralisasikan suatu kesatuan informasi
2. Membantu dlm pemahaman & penjelasan suatu fenomena
3. Sebagai prediktor bagi sesuatu yang mungkin terjadi pd suatu kondisi tertentu
4. Merangsang penelitian dan pengumpulan data lebih lanjut.
Konsep Dasar Prinsip-Prinsip Kunci
Kalau kita ingin menjadi seorang konselor, mari, memulai berpikir, berdiskusi, dan bertindak sebagai seorang konselor…….
BANTUAN → KLIEN : Memecahkan Masalah → Tumbuh Kembang Optimal Ke Arah Yang Dipilihnya → Peningkatankualitas (effective daily living).
Konseling : Didasari dan dikembangkan atas pandangan potensi positif manusia → Klien adalah individu yang memiliki kemampuan untuk memilih tujuan, membuat keputusan, dan mampu bertanggung jawab.
Konseling : “Berangkat dari kondisi “pesimis” berakhir dalam kondisi “optimis”
Konseling : Proses Pencerahan
Konseling : proses Pembelajaran
Konseling : Proses “bantuan”, “fasilitasi”
Konseling : Berfokus pada saat ini dan masa depan
Konseling : Statement→ Comitment→ Action
Kondisi yang Mendukung Konseling
~ Adanya penerimaan yang tulus terhadap klien
~ Menghargai klien
~ Bersikap empati
~ Adanya kesungguhan
~ Adanya kejujuran
KOMPONEN KONSELING
1.Konselor
Kompetensi Personal yang diharapkan
2.Klien
Klien datang dan bertemu konselor dengan cara yang berbeda-beda
3.Konteks Hubungan Konselor-Klien
Peluncuran Konseing :
ü Perorangan
ü Kelompok
KONSELING TRAIT AND FACTOR
Model Konseling
~ Konsep Dasar
~ Hakikat Manusia
~ Hakikat Konseling
Kondisi-Kondisi Konseling
Tujuan Konseling :
Konseling TF membantu klien :
~ Self-clarification : penjelasan
~ Self-understanding : pemahaman
~ Self-acceptance : penerimaan
~ Self-direction : pengarahan
~ Self-actualization : ekspresikan potensi
Analisis
● Langkah awal, mengumpulkan informasi tentang diri klien dan latar kehidupannya.
Tujuan:
Memperoleh pemahaman tentang diri klien sehubungan dengan syarat-syarat yang diperlukan untuk memperoleh penyesuaian diri, baik untuk masa sekarang maupun yang akan datang.
Alat pengumpul data:
Catatan kumulatif, wawancara, format distribusi waktu, otobiografi, catatan anekdot, dan tes psikologis.
Sintesis
● Langkah untuk merangkum
● Gambaran kelebihan dan kelemahan klien
Diagnosis
● langkah menarik simpulan logis mengenai masalah yang dihadapi klien.
● Langkah ini dilakukan dalam tiga kegiatan :
1. Mengidentifikasi masalah
2. Merumuskan sumber-sumber penyebab masalah (etiologi)
3. Melakukan prognosis (tahap 4 proses konseling)
Konseling (Treatment)
Pada tahap konseling dilakukan :
1. Pengembangan Alternatif Pemecahan Masalah
2. Pengujian Alternatif
3. Pengambilan Keputusan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1. Reputasi konselor, khususnya dalam kompetensi
2. Penghargaan dan perhatian konselor
3. Kemampuan konselor dalam menyimpan rahasia
PENDEKATAN KONSELING PSIKOANALIS
Psikoanalisis melihat perilaku orang itu diakibatkan adanya semacam dorongan yang terpendam dalam diri seseorang karena suatu pengalaman yang dialaminya.
Pandangan Tentang Kepribadian
Tingkatan Kesadaran : Kesadaran, Ambang sadar, Ketidaksadaran, dan alam tak sadar
Struktur Kepribadian
1. Id, sistem dasar kepribadian yang merupakan dari segala dorongan instinktif, khususnya seks dan agresi.
2. Ego, merupakan aspek psikologis yang timbul karena kebutuhan individu untuk berhubungan dengan dunia realita.
3. Super Ego, merupakan sub sistem yang berfungsi sebagai kontrol internal yang terdiri dari kata hati.
Mekanisme Pertahanan Ego
Mekanisme pertahanan yang dikemukakan frued :
1. Represi
2. Pembentukan Reaksi
3. Proyeksi
4. Penempatan yang Keliru
5. Rasionalisasi
6. Supresi
7. Sublimasi
8. Kompensensi
9. Regresi
HAKEKAT PERKEMBANGAN
Menurut Frued :
1. Fase Oral
2. Fase Anal
3 .Fase Phallis
4. Ase Latent
5. Fasa Ganital
PRIBADI SEHAT DAN MALASUAI
ü Pribadi Sehat :
1. Ego bersifat secara realistis
2. Dapat menggunakan struktur kepribadian secara efektif
3. Mekanisme pertahanan dirinya bersifat efektif
ü Pribadi Malasuai :
1. Terjadi kecemasan pada dirinya
2. Mekanisme pertahanan dirinya tidak berfungsi efektif
Deskripsi Proses Konseling
ü Difokuskan pada usaha menghayati kembali pengalaman masa kanak-kanak.
ü Pengalaman masa lampau di tata, dianalisis, ditafsirkan dengan tujuan untuk mengrekonstriksi kepribadian.
ü Pemahaman intelektual penting, tetapi lebih penting mengasosiasikan antara perasaan dan ingatan dengan pemahaman diri
KARAKTER KONSELOR
Ø membina hubungan kerja
Ø mendengarkan dan memperhatikan
Ø menginterprestasikan
Ø mengajarkan
KARAKTERISTIK KLIEN
Ø kepekatan
Ø kegiatan asosiasi bebas
Ø klien mengalami kemajuan bertahap selama terapi
PERAN KONSELOR
1) membantu klien dalam mencapai kesadaran diri, ketulusan hati, hubungan pribadi yang lebih efektif dalam menghadapi kecemasan melalui cara yang realistis.
2) Membangun hubungan kerja sama dengan klien dan kemudian melakukan serangkaian kegiatan mendengarkan dan menafsirkan.
3) Memberikan perhatian kepada resistensi klien .
4) Mempercepat proses penyadaran hal-hal yang tersimpan dalam ketidaksadaran.
TEKNIK KONSELING
1) Asosiasi bebas
2) Interpretasi
3) Analisis mimpi
4) Analisis resistensi
5) Analisi transferensi
PENDEKATAN KONSELING
1) Behavioristik
2) Humanistik
3) Gestalt
4) Kognitif
5) clien centered
6) rational emotif therapy
7) post modern
PENDEKATAN KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL
Teori analisis transaksional merupakan teori yang sangat popular dan digunakan dalam konsultasi pada hampir semua ilmu-ilmu perilaku. Teori analisis transaksional telah menjadi salah satu teori komunikasi antar pribadi yang mendasar. Teori ini bertujuan untuk mengkaji secara mendalam proses transaksi.
Dalam didri setiap manusia memiliki 3 status ego ( Collins 1988 )
sikap dasar ego yang mengacu pada :
1) sikap ortu
2) sikap orang dewasa
3) sikap anak
FUNGSI DAN PERAN TERAPIS ( Corey 1988 )
1) membantu klien menemukan suasana masa lampau yang merugikan dan menyebabkan klien membuat keputusan awal.
2) Mengidentifikasi rancana hidup dan mengembangkan strategi yang telah digunakan dalam menghadapi orang lain.
3) Membantu klien memperoleh kesadarn yang lebih realistis dan mencari alternative untuk menjalani hidup yang lebih otonom.
HUBUNGAN KONSELOR DENGAN KLIEN
Hal yang perlu diperhatikan oleh konselor ketika membangun hubungan dengan klien :
1. Tidak ada kesenjangan pemahaman antara klien dengan konselor.
2. Klien memiliki hak untuk menyimpan atau tidak mengungkapkan sesuatu yang dianggap rahasia.
3. Kontrak memperkecil perbedaan status dan menekankan persamaan diantara konselor danklien.
Teknik dan prosedur terapi analisis transaksional
v Teknik-teknik yang dapat diterapkan dan dipilih dalam AT :
1. Analisis struktural
2. Metode-metode didaktik
3. Analisis transaksional
4. Permainan peran
5. Analisis upacara, hiburan, permainan, AT
6. Analisis skenario
v Didalam diri pribadi manusia terdapat 3 macam status ego, yaitu status ego orang tua, dewasa, anak-anak ( ego yang dimaksut bukan yang dikemukakan Sigmund frued )
Status ego anak dapat dibedakan dalam :
a. Anak yang wajar ( spontan )
Pada umumnya sikap anak yang wajar bebas, reaktif/ impulsive, agresif, tidak mampu mengendalikan diri, dll.
b. Anak yang sedang berkembang
Pada umumnya bertingkah laku intuitif, responsive, manipulative, penuh kreatifitas, dll.
c. Anak yang penurut
Pada umumnya ia bertindak sesuai dengan ortu, misalnya patuh, penurut, sopan.
v Cara mengetahui ego
1. Mengamati tingkah laku
2. Mengamati sikap
3. Mengingat kembali ke masa kecil
4. Mengenal perasaan diri sendiri
FAKTOR YANG MENGHAMBAT KESEIMBANGAN EGO
1. Pencemaran
2. Eksklusif
PENDEKATAN KONSELING BEHAVIORISTIK
v Karakter konseling behavioristik :
1.Berfokus pada tingkah laku yang Nampak
2. Cermat dan operasional dalam merumuskan tujuan konseling
3. Mengembangkan prosedur perlakuan spesifik
4. Pejnilian obyekyif terhadap tujuan konseling
v Pribadi Malasuai
1. Tingkah laku nya tidak memuaskan individu
2. Tingkah laku nya membawa konflik pada lingkungannya
3. Tingkah laku nya berlebihan
4. Tingkah lakunya yang kurang
5. Tingkah laku nya tidak tepat
v Tahap-tahap konseling
1. Assesment
2. Goal setting
3.tekhnique implementation
4. Evaluation termination
5. Feedback
v Prinsip kerja teknik konseling behavioral
1. Memodifikasi tingkah laku melalui pemberian penguatan
2. Mengurangi frekuensi berlangsungnya tingkah laku yang tidak diinginkan
3. Memberi penguatan terhadap suatu respon yang mengakibatkan terjadinya hambatan kemunculan tingkah laku
4. Mengkondisikan perubahan tingkah laku melalui pemberian contoh dan model
5. Merencanakan prosedur pemberian penguatan terhadap penguatan tingkah laku yang di inginkan dengan sistem kontrak

Definisi Konseling Terbaru

Definisi Konseling Terbaru


  1. Menurut Prayitno dan Erman Amti (2004:105) konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Sejalan dengan itu, Winkel (2005:34) mendefinisikan konseling sebagai serangkaian kegiatan paling pokok dari bimbingan dalam usaha membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus.
  2. Definisi Konseling Menurut Saefudin dan Abdul Bari Konseling merupakan proses pemberian informasi obyektif dan lengkap, dilakukan secara sistematik dengan panduan komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik yang bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi, dan menentukan jalan keluar atau upaya mengatasi masalah tersebut. (Saefudin, Abdul Bari : 2002).
  3. English dan English (Willis, 2010: 17) mengartikan konseling sebagai suatu hubungan antara seseorang dengan orang lain, dimana seorang berusaha keras untuk membantu orang lain agar memahami masalah dan dapat memecahkan masalahnya dalam rangka penyesuaian dirinya.
  4. Menurut Glen E. Smith (Willis, 2010: 17) konseling adalah suatu proses dimana konselor membantu konseli agar ia dapat memahami dan menafsirkan fakta-fakta yang berhubungan dengan pemilihan, perencanaan dan penyesuaian diri sesuai dengan kebutuhan individu.
  5. Milton E. Hahn (Willis, 2010: 18) mengatakan bahwa konseling adalah suatu proses yang terjadi dalam hubungan seorang dengan seorang yaitu individu yang mengalami masalah yang tak dapat diatasinya, dengan seorang petugas profesional yang telah memperoleh latihan dan pengalaman untuk membantu agar klien mampu memecahkan kesulitannya.
  6. Willis (2010: 18) mengartikan konseling sebagai upaya bantuan yang diberikan seorang pembimbing yang terlatih dan berpengalaman, terhadap individu-individu yang membutuhkannya, agar individu tersebut berkembang potensinya secara optimal, mampu mengatasi masalahnya, dan mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang selalu berubah.