BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Layanan bimbingan dan konseling
merupakan kegiatan yang terencana berdasarkan pengukuran kebutuhan (need esponsive)
yang diwujudkan dalam bentuk program bimbingan dan konseling. Program bimbingan
dan konseling di sekolah dapat disusun secara makro untuk 3 (tiga) tahun, meso
1 (satu) tahun dan mikro sebagai kegiatan operasional dan memfasilitasi
kebutuhan-kebutuhan khusus. Program menjadi landasan yang jelas terukur layanan
esponsivel yang diberikan oleh konselor di sekolah.
Program
bimbingan dan konseling disusun berdasarkan struktur program dan bimbingan dan
konseling perkembangan. Struktur program bimbingan diklasifikasikan ke
dalam empat jenis layanan, yaitu : (a) layanan dasar bimbingan; (b) layanan esponsive,
(c) layanan perencanaan individual, dan (d) layanan dukungan sistem.
1.2
rumusan masalah
a)
Apakah pengertian Layanan
Perencanaan Individual?
b)
Bagaimana tujuan Layanan perencanaan Individual?
c)
Apa yang dimaksud dengan fokus
Pengembangan?
d)
Bagaimanakah strategi Layanan
Perencanaan Individual?
1.3
Tujuan
a)
Untuk mengetahui pengertian
Layanan Perencanaan Individual.
b)
Untuk mengetahui tujuan Layanan
Perencanaan Individual.
c)
Untuk mengetahui focus
pengembangan dalam perencanaan individual.
d)
Untuk mengetahui strategi Layanan
Perencaan Individual.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Layanan Perencanaan Individual
Layanan Perencanaan individual adalah layanan bantuan yang diberikan kepada semua siswa agar
mampu membuat dan melaksanakan perencanaan masa depannya, berdasarkan pemahaman
akan kekuatan dan kelemahan dirinya.
Perencanaan individual diartikan
sebagai bantuan kepada peserta didik agar mampu merumuskan dan melakukan
aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman
akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman akan peluang dan
kesempatan yang tersedia di lingkungannya. Pemahaman peserta didik secara
mendalam dengan segala karakteris-tiknya, penafsiran hasil asesmen, dan
penyediaan informasi yang akurat sesuai dengan peluang dan potensi yang dimiliki
peserta didik amat diperlukan sehingga peserta didik mampu memilih dan
mengambil keputusan yang tepat di dalam mengembangkan potensinya secara
optimal, termasuk keberbakatan dan kebutuhan khusus peserta didik.
Dalam perencanaan individual, konselor memberikan layanan kegiatan kepada
peserta didik secara sistemik dan berkelanjutan kepada peserta didik mengenai
perancangan atau pengembangan perencanaan peserta didik untuk menetapkan tujuan
pribadi, dan perencanaan mereka dimasa depan meliputi karir, pendidikan, maupun
sosial pribadi.
Dalam komponen ini siswa
mengevaluasi tujuan edukasional, okupasional dan tujuan personal mereka.
Konselor membantu siswa membuat pilihan dari sekolah ke sekolah, sekolah ke
pekerjaan maupun sekolah ke pendidikan tinggi atau karir setelah mereka lulus
dari suatu sekolah.
Menurut Yusuf (2005) layanan
perencanaan individual dapat diartikan sebagai layanan bantuan kepada individu
agar mampu membuat dan melaksanakan perencanaan masa depannya, berdasarkan
pemahaman akan kekuatan dan kelemahan dirinya. Perencanaan inidividual ini
meliputi rencana pendidikan, karir, dan sosial pribadi sehingga rencana tersbut
diharapkan dapat diimplementasikan oleh individu bersangkutan sesuai dengan
kemampuan.
Strategi
yang digunakan dalam layanan perencanaan individual adalah konsultasi dan
konseling (Juntika & Sudianto, 2005). Sedangkan isi dari layanan ini
meliputi bidang pendidikan, bidang karir, dan bidang sosial pribadi. Menurut
Gysbers (2006), strategi dalam layanan perencanaan individual, meliputi :
a. Individual appraisal, individu diminta oleh konselor
untuk menginterpretasi tentang bakat, minat, keterampilan, dan prestasi yang
ada dalam dirinya sendiri.
b. Individual advisement, konselor meminta individu yang
bersangkutan untuk mempertimbangkan tentang pendidikan, karir, sosial dan
pribadi. Dan, kemudian bagaimana individu tersebut untuk merealisasikan.
c. Transition planning, konselor bekerjasama dengan pihak
guru yang lain membantu individu untuk membuat rencana apakah akan melanjutkan
sekolah, bekerja, atau mengikuti training/kursus.
d. Follow up, konselor bekerjasama dengan pihak
guru yang lain menindaklanjuti dari data yang diperoleh untuk kemudian
dievaluasi.
2.2 Tujuan
Layanan Perencanaan Individual
Perencanaan individual bertujuan
untuk membantu peserta didik agar:
1. Memiliki pemahaman tentang diri dan
lingkungannya.
2. Mampu merumuskan tujuan,
perencanaan, atau pengelolaan terhadap perkembangan
dirinya, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir.
3.
Dapat melakukan kegiatan berdasarkan pemahaman, tujuan, dan rencana yang
telah dirumuskannya.
Tujuan
perencanaan individual ini dapat juga dirumuskan sebagai upaya memfasilitasi
peserta didik untuk merencanakan, memonitor, dan mengelola rencana pendidikan,
karir, dan pengembangan sosial-pribadi oleh dirinya sendiri.
Isi
layanan perencanaan individual adalah hal-hal yang menjadi kebutuhan peserta
didik untuk memahami secara khusus tentang perkembangan dirinya sendiri. Dengan
demikian meskipun perencanaan individual ditujukan untuk memandu seluruh
peserta didik, pelayanan yang diberikan lebih bersifat individual karena
didasarkan atas perencanaan, tujuan dan keputusan yang ditentukan oleh
masing-masing peserta didik. Melalui pelayanan perencanaan individual, peserta
didik diharapkan dapat:
1. Mempersiapkan diri untuk mengikuti pendidikan
lanjutan, merencanakan karir, dan mengembangkan kemampuan sosial-pribadi, yang
didasarkan atas pengetahuan akan dirinya, informasi tentang Sekolah/Madrasah,
dunia kerja, dan masyarakatnya.
2.
Menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya dalam rangka pencapaian
tujuannya.
3. Mengukur tingkat pencapaian tujuan dirinya.
4. Mengambil keputusan yang merefleksikan
perencanaan dirinya.
2.3 Fokus
Pengembangan
Fokus pelayanan perencanaan
individual berkaitan erat dengan pengembangan aspek akademik, karir, dan
sosial-pribadi. Secara rinci cakupan fokus tersebut antara lain mencakup
pengembangan aspek :
1) Akademik meliputi
memanfaatkan keterampilan belajar, melakukan pemilihan pendidikan lanjutan atau
pilihan jurusan, memilih kursus atau pelajar-an tambahan yang tepat, dan
memahami nilai belajar sepanjang hayat
2) Karir meliputi
mengeksplorasi peluang-peluang karir, mengeksplorasi latihan-latihan pekerjaan,
memahami kebutuhan untuk kebiasaan bekerja yang positif
3) Sosial-pribadi
meliputi pengembangan konsep diri yang positif, dan pengembangan keterampilan
sosial yang efektif.
Konselor
membantu peserta didik menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya berdasarkan
data atau informasi yang diperoleh, yaitu yang menyangkut pencapaian
tugas-tugas perkembangan, atau aspek-aspek pribadi, sosial, belajar, dan
karier. Melalui kegiatan penilaian diri ini, peserta didik akan memiliki
pemahaman, penerimaan, dan pengarahan dirinya secara positif dan konstruktif.
Pelayanan perencanaan individual ini
dapat dilakukan juga melalui pelayanan penempatan (penjurusan, dan penyaluran),
untuk membentu peserta didik menempati posisi yang sesuai dengan bakat dan
minatnya.
Konseli menggunakan informasi
tentang pribadi, sosial, pendidikan dan karir yang diperolehnya untuk :
1) Merumuskan tujuan, dan
merencanakan kegiatan (alternatif kegiatan) yang menunjang pengembangan
dirinya, atau kegiatan yang berfungsi untuk memperbaiki kelemahan dirinya
2) Melakukan kegiatan yang sesuai
dengan tujuan atau perencanaan yang telah ditetapkan.
3) Mengevaluasi kegiatan yang telah
dilakukannya.
2.4 Strategi Layanan Perencanaan
Individual
Perencanaan individual bagi siswa diimplementasikan
melalui beberapa strategi sebagai berikut :
1. Penilaian individual / kelompok
kecil
Konselor sekolah mengadakan analisis dan evaluasi terhadap
kemampuan, minat, keterampilan, dan prestasi siswa. Uji informasi dan data
lainnya sering digunakan sebagai dasar bagi pemberian bantuan pada siswa dalam
mengembangkan rencana jangka pendek dan jangka panjang mereka.
2. Pemberian saran pada individual /
kelompok kecil
Konselor sekolah memberi saran pada siswa dengan
menggunakan informasi pribadi / sosial karir dan pasar tenaga kerja dalam
perencanaan tujuan pribadi, edukasional dan okupasional siswa
3. Contoh topic dalam komponen ini
adalah :
Review skor tes,
interpretasi dan analisis
Promosi dan retensi
informasi
Kesadaran karir
Survei dan interview
dengan siswa senior dan alumni
Seleksi persoalan
tahunan
Bantuan financial
Perangkat pengungkap
minat
Keterampilan sosial
Strategi penguasaan tes
Seleksi perguruan tinggi
Bayangan pekerjaan
Penetapan rencana bagi
siswa senior
Review terhadap rencana
- rencana yang berkaitan dengan tingkah laku.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perencanaan individual diartikan
sebagai bantuan kepada peserta didik agar mampu merumuskan dan melakukan
aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman
akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman akan peluang dan kesempatan
yang tersedia di lingkungannya. Pemahaman peserta didik secara mendalam dengan
segala karakteristiknya, penafsiran hasil asesmen, dan penyediaan informasi
yang akurat sesuai dengan peluang dan potensi yang dimiliki peserta didik amat
diperlukan sehingga peserta didik mampu memilih dan mengambil keputusan yang
tepat di dalam mengembangkan potensinya secara optimal, termasuk keberbakatan
dan kebutuhan khusus peserta didik. Kegiatan orientasi, informasi, konseling
individual, rujukan, kolaborasi, dan advokasi diperlukan di dalam implementasi
pelayanan ini. Layanan
perencanaan individual diarahkan untuk membantu murid merencanakan pendidikan,
karir dan pengembangan pribadi.
3.2 Saran
Penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini, baik dari segi penulisan maupun dari segi materi yang
kesemuanya harus membutuhkan tambahan-tambahan materi dan juga sistematika penulisan,
agar makalah ini dapat dikatakan sedikit mendekati kesempurnaan.
\
DAFTAR PUSTAKA
ABKIN. 2007. Rambu Rambu Penyelenggaraan Bimbingan Dan
Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal. [online]. Tersedia : http://sunaryo.fip.upi.edu. [5
Oktober 2007]
Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Penataan Pendidikan
Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan
Formal. Bandung: PPB UPI.
Yusuf, Syamsu dan Juntika N. (2005). Landasan Bimbingan dan
Konseling. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar