Selasa, 15 April 2014

makalah perencanan individual

BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
            Layanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang terencana berdasarkan pengukuran kebutuhan (need esponsive) yang diwujudkan dalam bentuk program bimbingan dan konseling. Program bimbingan dan konseling di sekolah dapat disusun secara makro untuk 3 (tiga) tahun, meso 1 (satu) tahun dan mikro sebagai kegiatan operasional dan memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan khusus. Program menjadi landasan yang jelas terukur layanan esponsivel yang diberikan oleh konselor di sekolah.
            Program bimbingan dan konseling disusun berdasarkan struktur program dan bimbingan dan konseling perkembangan. Struktur program bimbingan diklasifikasikan ke dalam empat jenis layanan, yaitu : (a) layanan dasar bimbingan; (b) layanan esponsive, (c) layanan perencanaan individual, dan (d) layanan dukungan sistem.
1.2              rumusan masalah
a)      Apakah pengertian Layanan Perencanaan Individual?
b)      Bagaimana tujuan Layanan perencanaan Individual?
c)      Apa yang dimaksud dengan fokus Pengembangan?
d)       Bagaimanakah strategi Layanan Perencanaan Individual?
1.3                 Tujuan
a)      Untuk mengetahui pengertian Layanan Perencanaan Individual.
b)      Untuk mengetahui tujuan Layanan Perencanaan Individual.
c)      Untuk mengetahui focus pengembangan dalam perencanaan individual.
d)     Untuk mengetahui strategi Layanan Perencaan Individual.






BAB II
PEMBAHASAN
2.1       Pengertian Layanan Perencanaan Individual
       Layanan Perencanaan individual adalah layanan bantuan yang diberikan kepada semua siswa agar mampu membuat dan melaksanakan perencanaan masa depannya, berdasarkan pemahaman akan kekuatan dan kelemahan dirinya.
            Perencanaan individual diartikan sebagai bantuan kepada peserta didik agar mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya. Pemahaman peserta didik secara mendalam dengan segala karakteris-tiknya, penafsiran hasil asesmen, dan penyediaan informasi yang akurat sesuai dengan peluang dan potensi yang dimiliki peserta didik amat diperlukan sehingga peserta didik mampu memilih dan mengambil keputusan yang tepat di dalam mengembangkan potensinya secara optimal, termasuk keberbakatan dan kebutuhan khusus peserta didik.
            Dalam perencanaan individual, konselor memberikan layanan kegiatan kepada peserta didik secara sistemik dan berkelanjutan kepada peserta didik mengenai perancangan atau pengembangan perencanaan peserta didik untuk menetapkan tujuan pribadi, dan perencanaan mereka dimasa depan meliputi karir, pendidikan, maupun sosial pribadi. 
            Dalam komponen ini siswa mengevaluasi tujuan edukasional, okupasional dan tujuan personal mereka. Konselor membantu siswa membuat pilihan dari sekolah ke sekolah, sekolah ke pekerjaan maupun sekolah ke pendidikan tinggi atau karir setelah mereka lulus dari suatu sekolah.
            Menurut Yusuf (2005) layanan perencanaan individual dapat diartikan sebagai layanan bantuan kepada individu agar mampu membuat dan melaksanakan perencanaan masa depannya, berdasarkan pemahaman akan kekuatan dan kelemahan dirinya. Perencanaan inidividual ini meliputi rencana pendidikan, karir, dan sosial pribadi sehingga rencana tersbut diharapkan dapat diimplementasikan oleh individu bersangkutan sesuai dengan kemampuan.
            Strategi yang digunakan dalam layanan perencanaan individual adalah konsultasi dan konseling (Juntika & Sudianto, 2005). Sedangkan isi dari layanan ini meliputi bidang pendidikan, bidang karir, dan bidang sosial pribadi. Menurut Gysbers (2006), strategi dalam layanan perencanaan individual, meliputi :
a.   Individual appraisal, individu diminta oleh konselor untuk menginterpretasi tentang bakat, minat, keterampilan, dan prestasi yang ada dalam dirinya sendiri.
b.   Individual advisement, konselor meminta individu yang bersangkutan untuk mempertimbangkan tentang pendidikan, karir, sosial dan pribadi. Dan, kemudian bagaimana individu tersebut untuk merealisasikan.
c.   Transition planning, konselor bekerjasama dengan pihak guru yang lain membantu individu untuk membuat rencana apakah akan melanjutkan sekolah, bekerja, atau mengikuti training/kursus.
d.   Follow up, konselor bekerjasama dengan pihak guru yang lain menindaklanjuti dari data yang diperoleh untuk kemudian dievaluasi.
2.2       Tujuan Layanan Perencanaan Individual
Perencanaan individual bertujuan untuk membantu peserta didik agar:
1.      Memiliki pemahaman tentang diri dan lingkungannya.
2.       Mampu merumuskan tujuan, perencanaan, atau pengelolaan terhadap  perkembangan dirinya, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir.
3.  Dapat melakukan kegiatan berdasarkan pemahaman, tujuan, dan rencana yang telah dirumuskannya. 
            Tujuan perencanaan individual ini dapat juga dirumuskan sebagai upaya memfasilitasi peserta didik untuk merencanakan, memonitor, dan mengelola rencana pendidikan, karir, dan pengembangan sosial-pribadi oleh dirinya sendiri.
            Isi layanan perencanaan individual adalah hal-hal yang menjadi kebutuhan peserta didik untuk memahami secara khusus tentang perkembangan dirinya sendiri. Dengan demikian meskipun perencanaan individual ditujukan untuk memandu seluruh peserta didik, pelayanan yang diberikan lebih bersifat individual karena didasarkan atas perencanaan, tujuan dan keputusan yang ditentukan oleh masing-masing peserta didik. Melalui pelayanan perencanaan individual, peserta didik diharapkan dapat:
1.  Mempersiapkan diri untuk mengikuti pendidikan lanjutan, merencanakan karir, dan mengembangkan kemampuan sosial-pribadi, yang didasarkan atas pengetahuan akan dirinya, informasi tentang Sekolah/Madrasah, dunia kerja, dan masyarakatnya.
2. Menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya dalam rangka pencapaian tujuannya. 
3.  Mengukur tingkat pencapaian tujuan dirinya.
4.  Mengambil keputusan yang merefleksikan perencanaan dirinya.
2.3       Fokus Pengembangan
            Fokus pelayanan perencanaan individual berkaitan erat dengan pengembangan aspek akademik, karir, dan sosial-pribadi. Secara rinci cakupan fokus tersebut antara lain mencakup pengembangan aspek :
1)  Akademik meliputi memanfaatkan keterampilan belajar, melakukan pemilihan pendidikan lanjutan atau pilihan jurusan, memilih kursus atau pelajar-an tambahan yang tepat, dan memahami nilai belajar sepanjang hayat
2)  Karir meliputi mengeksplorasi peluang-peluang karir, mengeksplorasi latihan-latihan pekerjaan, memahami kebutuhan untuk kebiasaan bekerja yang positif
3)  Sosial-pribadi meliputi pengembangan konsep diri yang positif, dan pengembangan keterampilan sosial yang efektif. 
       Konselor membantu peserta didik menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya berdasarkan data atau informasi yang diperoleh, yaitu yang menyangkut pencapaian tugas-tugas perkembangan, atau aspek-aspek pribadi, sosial, belajar, dan karier. Melalui kegiatan penilaian diri ini, peserta didik akan memiliki pemahaman, penerimaan, dan pengarahan dirinya secara positif dan konstruktif.
Pelayanan perencanaan individual ini dapat dilakukan juga melalui pelayanan penempatan (penjurusan, dan penyaluran), untuk membentu peserta didik menempati posisi yang sesuai dengan bakat dan minatnya.
Konseli menggunakan informasi tentang pribadi, sosial, pendidikan dan karir yang diperolehnya untuk :
1) Merumuskan tujuan, dan merencanakan kegiatan (alternatif kegiatan) yang menunjang pengembangan dirinya, atau kegiatan yang berfungsi untuk memperbaiki kelemahan dirinya
2) Melakukan kegiatan yang sesuai dengan tujuan atau perencanaan yang telah ditetapkan.
3) Mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukannya.

2.4       Strategi Layanan Perencanaan Individual
            Perencanaan individual bagi siswa diimplementasikan melalui beberapa strategi sebagai berikut :
1.     Penilaian individual / kelompok kecil
Konselor sekolah mengadakan analisis dan evaluasi terhadap kemampuan, minat, keterampilan, dan prestasi siswa. Uji informasi dan data lainnya sering digunakan sebagai dasar bagi pemberian bantuan pada siswa dalam mengembangkan rencana jangka pendek dan jangka panjang mereka.
2.     Pemberian saran pada individual / kelompok kecil
Konselor sekolah memberi saran pada siswa dengan menggunakan informasi pribadi / sosial karir dan pasar tenaga kerja dalam perencanaan tujuan pribadi, edukasional dan okupasional siswa 
3.     Contoh topic dalam komponen ini adalah :
  Review skor tes, interpretasi dan analisis
  Promosi dan retensi informasi
  Kesadaran karir
  Survei dan interview dengan siswa senior dan alumni
  Seleksi persoalan tahunan
  Bantuan financial
  Perangkat pengungkap minat
  Keterampilan sosial
  Strategi penguasaan tes
  Seleksi perguruan tinggi
  Bayangan pekerjaan 
  Penetapan rencana bagi siswa senior
  Review terhadap rencana - rencana yang berkaitan dengan tingkah laku.





























BAB III
PENUTUP

3.1       Kesimpulan
            Perencanaan individual diartikan sebagai bantuan kepada peserta didik agar mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya. Pemahaman peserta didik secara mendalam dengan segala karakteristiknya, penafsiran hasil asesmen, dan penyediaan informasi yang akurat sesuai dengan peluang dan potensi yang dimiliki peserta didik amat diperlukan sehingga peserta didik mampu memilih dan mengambil keputusan yang tepat di dalam mengembangkan potensinya secara optimal, termasuk keberbakatan dan kebutuhan khusus peserta didik. Kegiatan orientasi, informasi, konseling individual, rujukan, kolaborasi, dan advokasi diperlukan di dalam implementasi pelayanan ini. Layanan perencanaan individual diarahkan untuk membantu murid merencanakan pendidikan, karir dan pengembangan pribadi. 

3.2       Saran
            Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, baik dari segi penulisan maupun dari segi materi yang kesemuanya harus membutuhkan tambahan-tambahan materi dan juga sistematika penulisan, agar makalah ini dapat dikatakan sedikit mendekati kesempurnaan.





\


DAFTAR PUSTAKA
ABKIN. 2007. Rambu Rambu Penyelenggaraan Bimbingan Dan Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal. [online]. Tersedia : http://sunaryo.fip.upi.edu. [5 Oktober 2007]
Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Bandung: PPB UPI.
Yusuf, Syamsu dan Juntika N. (2005). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar